Kamis, 28 September 2017

A.      Konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
Sistem informasi kesehatan harus dibangun untuk mengatasi kekurangan maupun ketidakkompakan antar badan kesehatan. Dalam melakukan pengembangan sistem informasi secara umum, ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh para pengembang atau pembuat rancang bangun sistem informasi (designer). Konsep-konsep tersebut antara lain:
1.      SISTEM INFORMASI TIDAK IDENTIK DENGAN SISTEM KOMPUTERISASI
Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung kepada penggunaan teknologi komputer. Sistem informasi yang memanfaatkan teknologi komputer dalam implementasinya disebut sebagai Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System). Pada pembahasan selanjutnya, yang dimaksudkan dengan sistem informasi adalah sistem informasi yang berbasis komputer. Isu penting yang mendorong pemanfaatan teknologi komputer atau teknologi informasi dalam sistem informasi suatu organisasi adalah:
a.    Pengambilan keputusan yang tidak dilandasi dengan informasi. 
b.    Informasi yang tersedia, tidak relevan. 
c.    Informasi yang ada, tidak dimanfaatkan oleh manajemen. 
d.   Informasi yang ada, tidak tepat waktu. 
e.    Terlalu banyak informasi. 
f.     Informasi yang tersedia, tidak akurat. 
g.    Adanya duplikasi data (data redundancy). 
h.    Adanya data yang cara pemanfaatannya tidak fleksibel. 
2.      SISTEM INFORMASI ORGANISASI ADALAH SUATU SISTEM YANG DINAMIS
Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh dinamika perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu disadari bahwa pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti. 

3.      SISTEM INFORMASI SEBAGAI SUATU SISTEM HARUS MENGIKUTI SIKLUS HIDUP SISTEM
Seperti lahir, berkembang, mantap dan akhirnya mati atau berubah menjadi sistem yang baru. Oleh karena itu, sistem informasi memiliki umur layak guna. Panjang pendeknya umur layak guna sistem informasi tersebut ditentukan diantaranya oleh:
a.       Perkembangan organisasi tersebut
Makin cepat organisasi tersebut berkembang, maka kebutuhan informasi juga akan berkembang sedemikian rupa sehingga sistem informasi yang sekarang digunakan sudah tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan organisasi tersebut.
b.      Perkembangan teknologi informasi
Perkembangan teknologi informasi yang cepat menyebabkan perangkat keras maupun perangkat lunak yang digunakan untuk mendukung beroperasinya sistem informasi tidak bisa berfungsi secara efisien dan efektif. Hal ini disebabkan: 
1)        Perangkat keras yang digunakan sudah tidak di produksi lagi, karena teknologinya ketinggalan jaman (outdated) sehingga layanan pemeliharaan perangkat keras tidak dapat lagi dilakukan oleh perusahaan pemasok perangkat keras. 
2)        Perusahaan pembuat perangkat lunak yang sedang digunakan, sudah mengeluarkan versi terbaru. Versi terbaru itu umumnya mempunyai feature yang lebih banyak, melakukan optimasi proses dari versi sebelumnya dan memanfaatkan feature baru dari perangkat keras yang juga telah berkembang.
Meskipun pada umumnya, perusahaan pengembang perangkat keras maupun perangkat lunak tersebut, mecoba menjaga kompatibilitas dengan versi terdahulu, namun kalau dilihat dari sisi efektivitasnya, maka pemanfaatan infrastruktur tersebut tidak efektif. Hal ini disebabkan karena feature-feature yang baru tidak termanfaatkan dengan baik. Mengingat perkembangan teknologi informasi yang berlangsung dengan cepat, maka para pengguna harus sigap dalam memanfaatkan dan menggunakan teknologi tersebut.
a)      Konsekuensi dari pemanfaatan teknologi informasi tersebut adalah:
Dalam melakukan antisipasi perkembangan teknologi, harus tepat. 
b)      Harus selalu siap untuk melakukan pembaharuan perangkat keras maupun perangkat lunak pendukungnya, apabila diperlukan. 
c)      Harus siap untuk melakukan migrasi ke sistem yang baru.

Arah perkembangan teknologi informasi dalam kurun waktu 3-5 tahun mendatang adalah sebagai berikut:
1)      Perkembangan perangkat keras dan komunikasi. Kecenderungan perkembangan perangkat keras:
·         Peningkatan kecepatan. 
·         Peningkatan kemampuan. 
·         Penurunan harga. 
·         Turn over alat yang semakin cepat.
Perkembangan perangkat komunikasi menyebabkan perubahan desain sistem perangkat keras yang digunakan, dari sistem dengan pola tersentralisasi menjadi sistem dengan pola terdistribusi. Pada pola terdistrubusi, kemampuan pengolahan data (computing power) di pecah menjadi dua, satu diletakkan pada komputer induk yang
berfungsi sebagai pelayan (server) dan yang satu lagi diletakkan di komputer pengguna (client), desain ini disebut sebagai client-server achitecture. 
2)      Kecenderungan perkembangan perangkat lunak, terutama perangkat lunak basis data (database), juga mengikuti perkembangan desain sistem perangkat keras tersebut diatas. Pada server diletakkan perangkat lunak back-end dan pada client diletakkan perangkat lunak front-end. Perangkat lunak backend adalah perangkat lunak pengelola sistem basis data (database management system/DBMS), sedangkan perangkat lunak front-end adalah perangkat lunak yang dikembangkan dengan pemrograman visual berdasarkan 4GL dari DBMS tersebut atau dengan perangkat lunak antarmuka (interface) untuk berbagai DBMS seperti ODBC (open database connectivity). 
3)      Perkembangan tingkat kemampuan pengguna (user) sistem informasi
Sistem informasi yang baik, akan dikembangkan berdasarkan tingkat kemampuan dari para pemakai, baik dari sisi : 
a.       Tingkat pemahaman mengenai teknologi informasi, 
b.      Kemampuan belajar dari para pemakai, dan
c.       Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan sistem.
Dari sisi pemakai, dikenal istilah end-usercomputing (EUC). EUC adalah pemakai yang melakukan pengembangan sistem untuk keperluan dirinya sendiri. Mengingat bervariasinya kemampuan EUC dan sulitnya melakukan pemantauan serta pengendalian terhadap EUC, maka EUC akan menyebabkan masalah yang serius dalam
pengembangan maupun dalam pemeliharaan sistem informasi. Ancaman yang paling serius adalah adanya disintegrasi sistem menjadi sistem yang terfragmentasi. 
4.      DAYA GUNA SISTEM INFORMASI SANGAT DITENTUKAN OLEH INTEGRITAS SISTEM INFORMASI ITU SENDIRI
Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang tinggi, jika dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk melakukan integrasi sistem yang ada di dalam suatu organisasi menjadi satu sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dengan biaya yang cukup besar dan harus dilakukan secara berkesinambungan. Sinkronisasi antar sistem yang ada dalam sistem informasi itu, merupakan prasyarat yang mutlak untuk dapat mendapatkan
sistem informasi yang terpadu.
Sistem informasi, pada dasarnya terdiri dari minimal 2 aspek yang harus berjalan secara selaras, yaitu aspek manual dan aspek yang terotomatisasi (aspek komputer). Pengembangan sistem informasi yang berhasil apabila dilakukan dengan mengembangkan kedua aspek tersebut. Sering kali pengembang sistem informasi hanya memfokuskan diri pada pengembangan aspek komputernya saja, tanpa memperhatikan aspek manualnya. Hal ini di akibatkan adanya asumsi bahwa aspek manual lebih mudah diatasi dari pada aspek komputernya. Padahal salah satu faktor penentu keberhasilan pengembangan sistem informasi adalah dukungan perilaku dari para pengguna sistem informasi tersebut, dimana para pengguna sangat terkait dengan sistem dan prosedur dari sistem informasi pada aspek manualnya. 
5.      KEBERHASILAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SANGAT BERGANTUNG PADA STRATEGI YANG DIPILIH UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM TERSEBUT
a.       Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat bergantung kepada besar kecilnya cakupan dan tingkat kompleksitas dari sistem informasi tersebut. Untuk sistem informasi yang cakupannya luas dan tingkat kompleksitas yang tinggi diperlukan tahapan pengembangan seperti:
1)      Penyusunan Rencana Induk Pengembangan
2)      Pembuatan Rancangan Global
3)      Pembuatan Rancangan Rinci
4)      Implementasi, dan
5)      Operasionalisasi.
Dalam pemilihan strategi harus dipertimbangkan berbagai faktor seperti:
1)      Keadaan yang sekarang dihadapi
2)      Keadaan pada waktu sistem informasi siap dioperasionalkan dan keadaan dimasa mendatang
3)      Antisipasi perkembangan organisasi dan perkembangan teknologi
Ketidaktepatan dalam melakukan prediksi keadaan dimasa mendatang, merupakan salah satu penyebab kegagalam implementasi dan operasionalisasi sistem informasi. 
6.  PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI ORGANISASI HARUS MENGGUNAKAN PENDEKATAN FUNGSI DAN DILAKUKAN SECARA MENYELURUH (HOLISTIK)
Pada banyak kasus, pengembangan sistem informasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan struktur organisasi dan pada umumnya mereka mengalami kegagalan, karena struktur organisasi sering kali kurang mencerminkan semua fungsi yang ada didalam organisasi. Sebagai pengembang sistem informasi hanya bertanggung jawab dalam mengintegrasikan fungsi-fungsi dan sistem yang ada didalam organisasi tersebut menjadi satu sistem informasi yang terpadu.
Pemetaan fungsi-fungsi dan sistem ke dalam unit-unit struktural yang ada di dalam organisasi tersebut adalah wewenang dan tanggungjawab dari pimpinan organisasi tersebut. Penyusunan rancang bangun/desain sistem informasi seharusnya dilakukan secara menyeluruh sedangkan dalam pembuatan aplikasi bisa dilakukan secara sektoral atau segmental menurut prioritas dan ketersediaan dana. Pengembangan sistem yang dilakukan segmental atau sektoral tanpa adanya desain sistem informasi yang menyeluruh akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan intergrasi sistem. 
7.      INFORMASI TELAH MENJADI ASET ORGANISASI
Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset dari suatu organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana. Penguasaan informasi internal dan eksternal organisasi merupakan salah satu keunggulan kompetitif (competitive advantage), karena keberadaan informasi tersebut: 
a.         Menentukan kelancaran dan kualitas proses kerja, 
b.        Menjadi ukuran kinerja organisasi/perusahaan, 
c.         Menjadi acuan yang pada akhirnya menentukan kedudukan/peringkat organisasi tersebut dalam persaingan lokal maupun global.


8.      PENJABARAN SISTEM SAMPAI KE APLIKASI MENGGUNAKAN STRUKTUR HIRARKIS YANG MUDAH DIPAHAMI 
Dalam  semua kepustakaan yang membahasa konsep sistem, hanya dikenal istilah sistem dan subsistem. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam melakukan penjabaran sistem informasi yang cukup luas cakupannya. Oleh karena itu, dalam penjabaran sering digunakan istilah sebagai berikut: 
a.    Sistem 
b.    Subsistem 
c.    Modul 
d.   Submodul 
e.    Aplikasi
Masing-masing subsistem dapat terdiri atas beberapa modul, masing-masing modul dapat terdiri dari beberapa submodul dan masing-masing submodul dapat terdiri dari beberapa aplikasi sesuai dengan kebutuhan. Struktur hirarki seperti ini sangat memudahkan dari segi pemahaman maupun penamaan. Pada beberapa kondisi tidak perlukan penjabaran sampai 5 tingkat, misalnya sebuah modul tidak perlu lagi dijabarkan dalam sub-sub modul, karena jabaran berikutnya sudah sampai tingkatan aplikasi.
B.       Analisis dan Perancangan Sistem
1.      Perencanaan Sistem ( Systems Planning)
Perencanaan sistem menyangkut estimasi dari kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan sistem ini serta untuk mendukung operasinya setelah diterapkan. Proses Perencanaan Sistem dapat dikelompokkan dalam 3 proses utama yaitu sbb :
a.       Merencanakan proyek-proyek sistem yang dilakukan oleh staf perencana system
b.      Menentukan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan dan dilakukan oleh komite pengarah.
c.       Mendefinisikan proyek-proyek sistem dikembangkan dan dilakukan oleh analis sistem.
2.      Analisis Sistem (System Analysis)
Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.
Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh Analis Sistem Yaitu Identify, Understand, Analyze, Report. Perancangan Sistem (Systems Design) Secara Umum Perancangan sistem dapat diartikan sebagai berikut ini :
a.       Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan system
b.      Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional
c.       Persiapan untuk rancang bangun implementasi
d.      Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesalahan yang utuh dan berfungsi termasuk menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem
3.      Perancangan Sistem (Systems Design) Secara Umum
Tahap perancangan menghasilkan : Laporan perancangan system, Bagan arus dan tabel keputusan, Deskripsi program, Prosedur-prosdur operasi, Prosedur-prosdur operasi, Menjalankan manual, Deskripsi file, Prosedur-prosedur memasukkan data Implementasi dan Pemeliharaan Sistem (System Implementation & Maintenance) Tahap implementasi terdiri dari : Perencanaan pengubahan, Perencanaan pengujian, Jadwal operasi dan perawatan
Sistem berbasis computer adalah sebuah system yang memiliki beberapa elemen yang subsistem satu sama lainya saling berhubungan supaya suatu system dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
Sistem berbasis komputer dapat didefinisikan sebagai Kumpulan atau susunan elemen-elemen yang diorganisasi untuk mengerjakanberbagai tujuan (goal) yang sudah didefinisikan sebelumnya dengan caramemproses informasi.

4.      Peningkatan sistem
Peningkatan sistem meningktakan pengelolaan data kesehatan yang meliputi pengumpuan, penyimpanan, dan analisis data, serta diseminasi informasi. Sehingga data dan informasi yang tersedia mudah diakses oleh semua pemangku kepentingan

REFERENSI




Selasa, 26 September 2017

KONDISI POSITIF DAN PELUANG SIK
Analisis situasi yang dilakukan salah satunya dapat menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT yaitu analisis antarkomponen dengan memanfaatkan deskripsi SWOT setiap komponen untuk merumuskan strategi pemecahan masalah, serta pengembangan dan atau perbaikan mutu sistem informasi kesehatan secara berkelanjutan.
SWOT merupakan akronim dari Strength (kekuatan/kondisi positif), Weakness (kelemahan internal sistem), Opportunity (kesempatan/ peluang sistem), dan  Threats (ancaman/ rintangan/ tantangan dari lingkungan eksternal sistem). Kekuatan yang dimaksud adalah kompetensi khusus yang terdapat dalam sistem, sehingga sistem tersebut memiliki keunggulan kompetitif di pasaran. Kekuatan dapat berupa: sumber daya, keterampilan, produk, jasa andalan, dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari pesaing dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan dan masyarakat di dalam atau di luar sistem. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber daya, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kerja sistem informasi kesehatan. Adapun peluang adalah berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi sistem tersebut, sedangkan ancaman/tantangan merupakan kebalikan dari peluang. Tantangan yang mungkin muncul sehubungan dengan pengembangan sistem informasi kesehatan pada dasarnya berasal dari dua perubahan besar yaitu tantangan dari otonomi daerah dan tantangan dari globalisasi. Dengan demikian ancaman/tantangan adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan sistem
A.    Kondisi Positif SIK
  1. Indonesia telah memiliki beberapa legislasi terkait SIK (UU Kesehatan, SKN, Kebijakan dan strategi pengembangan SIKNAS dan SIKDA).
  2. Tenaga pengelola SIK sudah mulai tersedia pada tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
  3. Infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi tersedia di semua Provinsi dan hampir seluruh Kabupaten/kota
  4. Indikator kesehatan telah tersedia.
  5. Telah ada sistem penggumpulan data secara rutin yang bersumber dari fasilitas kesehatan pemerintah dan masyarakat.
  6. Telah ada inisiatif pengembangan SIK oleh beberapa fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas dan Dinas Kesehatan, untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
  7. Diseminasi data dan informasi telah dilakukan, contohnya hampir semua Provinsi dan Kabupaten/kota dan Pusat menerbitkan profil kesehatan.
B.     Peluang SIK
  1. Kesadaran akan permasalahan kondisi SIK dan manfaat  eHealth mulai meningkat pada semua pemangku kepentingan terutama pada tingkat manajemen Kementerian Kesehatan.
  2. Telah ada peraturan perundang-undangan terkait informasi dan TIK.
  3. Terdapatnya kebijakan perampingan struktur dan pengkayaan fungsi, memberikan peluang dalam pengembangan jabatan fungsional pengelolaan SIK.
  4. Terdapat jenjang pendidikan informasi kesehatan yang bervariasi dari diploma hingga sarjana di perguruan tinggi
  5. Para donor menitik beratkan program pengembangan SIK.
  6. Registrasi vital telah dikembangkan oleh Kementerian Dalam Negeri dan telah mulai dengan proyek percobaan di beberapa Provinsi.
  7.  Adanya inisiatif penggunaan nomor identitas tunggal penduduk oleh Kementerian Dalam Negeri yang merupakan peluang untuk memudahkan pengelolaan data sehingga menjadi berkualitas.
  8. Kebutuhan akan data berbasis bukti meningkat khususnya untuk anggaran (perencanaan) yang berbasis kinerja.


REFERENSI

A.    Kelemahan Sistem Informasi Kesehatan
Kelemahan dari sistem informasi kesehatan diantaranya :
1.      sumber daya manusianya yang masih belum memadai, lebih tepatnya SDM belum merata keberbagai daerah-daerah yang terpencil.
2.      komunikasi tidak merata
3.      biaya awal yang cukup mahal meski selanjutnya lebih murah(investasi jangka informasi).
4.      Bergantung pada sumber listrik
Karena menggunakan komputer, semua hal yang berhubungan dengan teknologi informasi untuk kesehatan bergantung pada sumber listrik. Apabila listrik padam, maka segala pekerjaan yang berkaitan dengan penyimpanan dan pengolahan data akan sulit untuk dilakukan menggunakan komputer. Hal ini tentu akan mengganggu pelayanan yang akan diberikan kepada para pasien di rumah sakit.
5.      Bergantung pada aplikasi
Selain bergantung pada sumber listrik, penggunaan teknologi informasi untuk kesehatan juga bergantung pada aplikasi yang digunakan. Jika aplikasi yang digunakan sering bermasalah, maka pelayanan kepada pasien juga akan buruk. Untuk itu, gunakan aplikasi yang tepat agar pelayanan kepada pasien dapat dilakukan secara maksimal.
6.     Perlu pelatihan khusus
Tidak semua orang dapat bekerja dengan komputer secara akrab, hal ini memberikan kesulitan tersendiri. Untuk dapat menggunakan sistem komputerisasi tersebut maka petugas rumah sakit harus melakukan pelatihan khusus. Terutama untuk menyesuaikan diri dalam menggunakan aplikasi yang akan digunakan dalam pengolahan data pasien tersebut.

B.     Tantangan Sistem Informasi Kesehatan
Faktor ancaman merupakan faktor eksternal atau lingkungan dari sistem informasi kesehatan nasional. Faktor ini akan menghambat implementasi sistem jika tidak disikapi dengan baik. Dengan perspektif lain sebuah ancaman dapat juga dipandang sebagai sebuah tantangan di masa depan yang harus bisa dihadapi. Beberapa faktor eksternal yang menjadi ancaman atau tantangan yang mungkin muncul dalam pengembangan sistem informasi kesehatan antara lain:
1.      Tantangan Otonomi Daerah (OTODA). Otonomi daerah saat ini menyebabkan masing-masing daerah sibuk mengerjakan urusannya sendiri, termasuk dalam menyusun prioritas untuk pengembangan dan pengelolaan sistem informasi kesehatannya. Hal ini tentu saja akan berdampak pada kelancaran integrasi sistem informasi kesehatan yang diharapkan salah satunya dibangun dengan penguatan SIKDA. Kondisi tersebut akan menyulitkan Pemerintah (dhi. Kementerian Kesehatan) dalam memfasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan di daerah, implementasi standarisasi dan pembenahan tata kelola. Pembandingan dengan daerah lain (benchmarking) pun akan mengalami kesulitan karena tidak adanya standar.
2.      Tantangan Globalisasi. Era globalisasi menyebabkan bebasnya pertukaran berbagai hal antar negara seperti sumber daya manusia, IPTEK, dan lain-lain. Di bidang kesehatan, hal ini akan dapat menimbulkan dampak negatif apabila tidak dikelola dengan baik. Beberapa dampak negatif tersebut antara lain adanya penyakit-penyakit serta gangguan kesehatan baru, masuknya investasi dan teknologi kesehatan yang dapat meningkatkan tingginya biaya kesehatan, serta masuknya tenaga-tenaga kesehatan asing yang menjadi kompetitor tenaga kesehatan dalam negeri. Untuk menghadapi kemungkinan dampak negatif yang terjadi seiring era globalisasi maka dukungan sistem informasi sangatlah diperlukan. Sistem kewaspadaan dini untuk mengintervensi permasalahan kesehatan sangatlah bergantung pada pasokan data dan informasi yang akurat, cepat, dan tepat. Apabila era globalisasi datang pada saat sistem informasi kesehatan nasional kita belum kuat, maka dikhawatirkan akan membawa dampak-dampak negatif yang merugikan.

REFERENSI

http://masoleno.blogspot.co.id/2016/10/sisitem-informasi-kesehatan-sik.html Diakses tanggal 26 September 2017 pukul 20.49 WITA
http://litesite.blogspot.co.id/2014/09/sistem-informasi-kesehatan-sik.html Diakses tanggal 26 September 2017 pukul 20.55 WITA

http://elitakim88.blogspot.co.id/2014/09/sistem-informasi-kesehatan-sik.html  Diakses tanggal 26 September 2017 pukul 20.57 WITA



BTemplates.com

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Blog Archive